Jumat, 28 November 2014

Belajar Giat Pada Waktu Kecil

Karya : Revita Arliana
   
   Belajar adalah kewajiban kita. Dengan belajar kita akan mendapatkan ilmu. Ilmu adalah bekal yang sangat penting dalam hidup kita. Orang yang memiliki ilmu akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Kita semua tentu saja ingin mendapatkan banyak ilmu.

  Ilmu itu tidak dapat datang begitu saja. Akan tetapi, ilmu itu harus dicari dan digali. Belajar giat adalah upaya kita untuk meraih ilmu sebanyak-banyaknya.

    Belajar pada waktu kecil sangatlah perlu. Pada waktu kecil,daya ingat masih sangat kuat dan daya hafal masih sangat bagus. Belajar pada waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu. Belajar pada waktu tua bagaikan mengukir diatas air. Pepatah itu memberi gambaran bahwa belajar di waktu kecil sangat membekas. Sedangkan belajar di waktu tua seperti mengukir diatas air, artinya bekasnya cepat sekali hilang.

   Oleh karena itu mulai sekarang selagi masih kecil,giatlah belajar dan jangan malas. Jangan membuang waktu percuma tanpa manfaat yang berarti.

Sabtu, 15 November 2014

Yuk Menulis

Kegiatan sederhana ini diadakan untuk menarik minat membaca dan menulis teman-teman Rumah Baca Edelweis, khususnya di lingkungan sekitar desa Tuban Kidul.
Kami tunggu partisipasi teman-teman.

Semoga kegiatan ini bermanfaat.

Insyaallah selanjutnya akan disusul dengan kegiatan nonton film bareng.

Salam.

Minggu, 09 November 2014

Ayo Membaca Buku



Ayo membaca buku !


Membaca adalah bagian dari proses belajar tentang banyak hal dalam kehidupan.
Buku memang bukan satu-satunya media belajar, tetapi dari buku kita bisa mengetahui segala macam hal, bisa menjelajahi berbagai macam tempat,dan menambah wawasan.
Buku adalah jendela dunia.

Belajar atau mencari ilmu adalah kewajiban kita seumur hidup sebagai manusia. Walaupun mungkin kita sudah tidak bersekolah atau sudah tidak duduk di instansi pendidikan.
Alam semesta ini adalah gedung sekolah yang luas, kelasnya adalah setiap tempat dimana kaki kita berpijak. Mata pelajarannya adalah setiap hal dan peristiwa atau kejadian yang kita alami tiap saat. Guru-gurunya adalah setiap orang yang berinteraksi dengan kita. Mungkin itulah arti dari belajar atau pendidikan yang sesungguhnya.
 
Dan buku adalah sebuah media yang akan membantu kita untuk membuka cakrawala pemikiran, pandangan dan wawasan kita.
Nabi Muhammad sendiri pernah menganjurkan kita untuk membaca sastra. Dengan sastra, hati kita akan lembut karena di dalam sastra banyak sekali ajaran-ajaran tentang kehidupan.
Jadi, mari kita membiasakan diri untuk membaca buku.
Untuk kita semua dan generasi-generasi mendatang.

Pinjam buku di Rumah Baca Edelweis. Gratis :-) .

Kamis, 30 Oktober 2014

Berawal Dari Sebuah Mimpi

“Yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya”  (Dhonny Dirgantara-5 CM)
           
Aku adalah orang kecil yang selalu mempunyai impian-impian yang bisa dikatakan terlalu muluk. Di tengah kehidupanku yang masih belum menentu dan pekerjaan yang masih saja belum jelas, otakku terus saja mengangankan hal yang terlalu tinggi untuk diwujudkan. Tapi bukankah di dunia ini semua hal bisa terjadi? Aku percaya aku bisa mewujudkan mimpi. Bukankah aku  pun pernah mewujudkan sebuah impian yang bagiku sulit (bagi kebanyakan orang mungkin itu hal yang mudah), yaitu pergi ke Rinjani? Aku berhasil membuat hal itu menjadi nyata, walau konsekuensi yang aku dapat adalah kehilangan pekerjaan.

Dan kali ini aku mempunyai sebuah impian, yaitu merintis sebuah rumah baca di kampungku. Ya, selain naik gunung, salah satu kesukaanku yang lain adalah membaca buku. Walaupun buku-buku yang kubaca adalah buku yang dianggap kurang penting bagi sebagian orang, tapi bagiku pribadi itu adalah hal yang menyenangkan. Ketika aku punya banyak waktu luang dan aku gunakan untuk membaca, aku merasa waktuku tidak terbuang percuma dalam hidup. Pasti ada suatu hal, walau sekecil apapun, yang bisa didapat dari membaca. 

Di kampungku memang belum terdapat sarana seperti perpustakaan atau rumah baca. Selama ini aku bisa mendapatkan buku dengan meminjam secara gratis dari sebuah perpustakaan umum di kota yang letaknya jauh dari kampungku. Memang di sekolah-sekolah atau kampus pasti ada sebuah perpustakaan. Tapi aku berpikir, bagaimana dengan masyarakat umum yang ingin membaca tapi tidak mampu membeli buku sepertiku? Itulah salah satu alasan kenapa aku ingin ada sebuah rumah baca di kampungku.

Terus terang dari dulu aku terinspirasi oleh Gola Gong dengan Rumah Dunia-nya. Tapi aku sadar akan kemampuanku yang terbatas. Jadi aku hanya ingin melakukan suatu hal yang sesuai kadar kemampuanku, merintis rumah baca yang sederhana tapi bisa bermanfaat. Sebagian temanku bilang aku akan sulit mewujudkannya, karena minat baca masyarakat di kampungku cukup rendah. Bahkan ada juga teman yang malah mencibirku. Tetapi menurutku, justru karena rendahnya minat baca itulah yang membuatku bersemangat untuk mewujudkan rumah baca. Aku berharap rumah baca tersebut akan menjadi tempat bagi orang-orang di kampungku mengakses buku-buku bacaan. Walaupun dengan kemampuan terbatas dan dengan dukungan dari sedikit teman, aku yakin akan tetap bisa mewujudkan impian ini. Entah kapan pun itu.


Aku teringat Dhonny Dirgantara, bahwa yang perlu dilakukan manusia terhadap mimpi hanyalah tinggal mempercayainya. Maka aku akan tetap mempercayai mimpi-mimpiku dan terus berusaha untuk membuatnya menjadi nyata. Aku hanya ingin membuat hidupku sedikit lebih bermakna. Seperti kata-kata Albert Einstein, “bekerja keraslah, bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi bermakna”

Recent Posts

Text Widget